Mengacu
pada pertumbuhan kuantitatif koperasi Indonesia empat tahun terakhir dari
semula tercatan 118.644 di tahun 2002 meroket menjadi 123 ribu pada tahun 2005,
tidak lebih dari 4 tahun koperasi terus bermunculan seperti hujan yang tidak
pernah berhenti. Ini menunjukkan bahwa animo masyarakat yang terus meningkat
untuk menghidupkan roda perekonomian mlalui koperasi.
Belum berhasilnya Indonesia dalam
meningkatkan maupun mengembangkan perekonomian di pedesaan terutama rakyat
kecil membuat kurang optimalnya kinerja koperasi dalam terus mengembangkan roda
pero\ekonomian rakyat kecil. Koperasi sendiri masih digolongkan dalam
sub-sistem dari system swasta dan BUMN, dengan kedudukan yang tidak sederajat.
Hal inilah yang membuat sulitnya koperasi dalam mengembangkan jaringan yang
mencukupi. Apalagi untuk mampu mengembangkan hingga menyentuh rakyat kecil
tntulah sangat sulit sehingga hal ini membuat banyak keuntungan-keuntungan yang
justru mampu diserap oleh sektor swasta. Memang sesungguhnya koperasi bisa
dijadikan solusi dalam mengatasi maslah pengangguran dan kemiskinan namun juga
dibutuhkan eksistensi koperasi-koperasi berkualitas sehingga memberikan
keyakinan kepada masyarakat bahwa sesungguhnya koperasi mampu menjadi salah
satu bagian penting pemerintahan dalam menciptakan lebih banyak lapangan
pekerjaan. Namun untuk menjadi koperasi yang berkualitas sangat diperlukan
usaha yang dapat menumbuhkembangkan koperasi itu sendiri sehingga koperasi
tersebut mampu berjalan dengan baik.
Dalam koperasi pemilik berada satu
genggaman segenap sumber daya digunakan untuk melayani anggota. Kesejahteraan
anggota Nampak melalui pelayanan dan akses yang optimal terhadap sumber daya
organisasi dan ekonomi koperasi. Untuk itu perlu dibangun suatu system yang
mampu mendorong perkembangan usaha koperasi.
BACA SELANJUTNYA
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan pesan disini.